Suara riuhan terdengar memenuhi halaman pondok pesantren Al Mubaarok Manggisan putri. Malam Jumat, tepatnya tanggal 14 Agustus 2025 pondok putri mengadakan pemilihan  lurah dan wakil lurah periode 1447-1449. Acara tersebut diawali pada minggu kemarin berupa penyampaian visi dan misi dari para paslon (pasangan calon) itu sendiri.

Seluruh santri wajib menyuarakan hak milik mereka, kecuali yang berhalangan sakit atau pulang. Bertempat di halaman pondok putri, acara ini dimulai dari pukul pukul 20:00 - 23:00 WIB yang dibagi oleh panitia sesuai dengan kelas masing-masing. 

Pemilu selesai berkisar pukul 23:00 WIB dan dilanjutkan dengan perolehan suara. Dan kehebohan kembali bertambah tatkala penghitungan suara dilaksanakan. Tepat pukul 23:30 perhitungan suara selesai dengan perolehan hasil akhir, paslon 1 mendapat 145 suara, paslon 2 mendapat 1.768 suara, paslon 3 mendapat 299 suara dan golput hanya 12 dari  2.224 santri. Dengan pernyataan tersebut, disimpulkan bahwa pemilu ini dimenangkan oleh paslon nomor 2, yakni Nailul Azizah S.Ag dan Siti Zubairoh S.Ag dengan perolehan 1.768 suara.

Tak selesai disitu, acara dilanjutkan dengan sambutan lurah periode kemarin sebagai bentuk apresiasi dan tak lupa kesan bahkan motivasi bagi seluruh santri ataupun lurah baru yang akan menempati posisi jabatannya.

“Siapapun yang menjadi pemimpinnya itulah yang terbaik. Menjadi pemimpin dan mengemban Amanah yang lebih besar itu tidaklah mudah. Suara 1768 itu tidak sedikit dari sekian banyaknya santri. Harapan saya untuk lurah baru, agar bisa membuat pondok lebih maju, lebih baik dan mencetak generasi emas nantinya. Dan tak lupa juga, saya atas nama lurah yang masa jabatannya habis ini meminta maaf dan Ikhlas atas apa yg dilakukan selama bertugas selama ini.”- Rutiyah, lurah periode 1445-1447.

“Saya sama sekali tidak menyangka dengan suara sebanyak itu. Dari saya hanya akan menyampaikan beberapa pesan. Yang pertama, Ketika kalian mempunyai apapun masalah, jangan kalian sandarkan kepada saya, karena saya juga manusia,sama seperti kalian. Tapi, sandarkan masalah kalian kepada Allah, kecuali jika kalian mempunyai usulan program-program mengenai pondok. Yang kedua, saya meminta kalian untuk mendoakan kami supaya menjadi pemimpin yang adil, bertanggung jawab dan bertoleransi. Intinya, doa yang baik-baik. Dan yang ketiga, jika nanti selama perjalanan kami mempunyai salah, harap untuk langsung membicarakan baik-baik, bukan membicarakan di belakang”-Nailul Azizah, Lurah baru periode 1447-1449. 

Acara ini disempurnakan dengan penyerahan penghargaan secara simbolik oleh lurah sebelumnya kepada lurah baru, tak lupa juga dengan foto bersama, juga doa penutup.

Oleh karena itu, diharapkan terkhususnya bagi pemimpin baru, untuk lebih sabar mengemban amanah dan tanggung jawab yang lebih besar juga. Dan juga lebih efektif mengayomi anak-anak supaya menjadi cetakan generasi emas untuk mewujudkan pondok yang lebih maju, lebih baik dan lebih berkah lagi nanti hingga seterusnya.

-Dinara Kholidya Safina